Bulan Ramadhan selalu maju 11 hari setiap tahun. Dalam Alquran,
tahun penanggalan yang berhubungan dengan orbit Bulan pada saat mengelilingi
Bumi dan orbit Bumi pada saat mengelilingi Matahari dinamakan SANAH yang kini
disebut tahun Qamariah, sementara yang berhubungan dengan musim dinamakan
dengan ‘AAM yang kini disebut tahun Syamsiah atau Solar Year.
Tahun Qamariah atau Lunar Year yang menjadi dasar penanggalan
Hijriah adalah tahun yang panjang waktunya tidak pernah berkurang. Ini dapat
dipahami jika orang mau memperhatikan sejarah dan keadaannya, orbit Bumi saat
mengelilingi matahari bukanlah berupa lingkaran bundar karena bila berbentuk
lingkaran akan menyebabkan jarak Bumi dari Matahari selalu sama sepanjang
tahun, padahal pengukuran dengan sistem parallax menyatakan ada kalanya Bumi
sejauh 90 juta mil dari Matahari dan ada kalanya sejarak 94 juta mil. Bila itu
terjadi maka Bumi akan kekurangan daya layangnya saat mengelilingi matahari,
dan aktifitas Sunspot di permukaan matahari tetap stabil, bersamaan, padahal
perubahan aktifitas itu selalu ada karena ditimbulkan oleh tarikan matahari
pada planet-planet yang kadang-kadang mendekat dan kadang-kadang menjauh.
Orbit Bumi pada saat mengelilingi Matahari bukan
pula berupa lingkaran elips atau lonjong karena lingkaran ini akan membentuk
dua titik perihelion dan dua titik aphelion orbit. Jika itu terjadi maka
susunan Tatasurya akan kacau balau dan akan menimbulkan akibat yang sulit
diprediksikan. Dan dengan pemikiran logis, orbit demikian dapat dikatakan tidak
mungkin terjadi dalam tarik-menariknya Matahari dengan Bumi, karena setiap kali
Bumi berada pada titik perihelion orbitnya, dia harus tertarik agar dapat
membelokkan arah layangnya ke kiri beberapa derajat mendekati Matahari yang
dikelilinginya.
Orbit berbentuk lingkaran oval adalah satu-satunya yang paling logis karena
memiliki satu perihelion yaitu titik di mana Bumi paling dekat pada matahari
sembari melayang cepat, dan satu titik aphelion yaitu titik terjauh dari
matahari ketika Bumi melayang lambat. Dengan orbit oval begini terciptalah daya
layang yang berkelanjutan menurut ketentuan Allah SWT, begitu pun jarak relatif
antara 90 juta mil, dan aktifitas Sunspots yang berubah sepanjang tahun untuk
mewujudkan perubahan cuaca di muka Bumi.
Keadaan orbit planet demikian dinyatakan Allah SWT dengan istilah SIDRAH pada
Ayat 53/14 dan 53/16. Arti Sidrah yaitu teratai,
bunga mengambang di atas permukaan air sementara akarnya berada di tanah. Di
waktu pasang naik, teratai itu ikut naik dan ketika pasang surut dia pun ikut
turun. Demikian pula Bumi bergerak pada saat mengelilingi matahari dalam orbit
Oval yang kemudian dipakai orang pada roda dengan sistem piston untuk penambah
daya dorong pada mesin bertenaga besar.
Lingkaran oval berbentuk telur di mana ada bujur besar dengan titik aphelion,
dan bujur kecil dengan titik perihelion. Saat Bumi berada pada titik perihelion
ini, gaya tarik-menariknya sangatlah kuat dengan matahari hingga ketika itu
gelombang laut tampak lebih besar daripada biasanya, dan mulailah penanggalan
Muharram selaku bulan pertama Lunar Year.
Ketika kondisi Bumi melayang cepat dan paling dekat dari matahari, pada saat
itulah Muharram ditetapkan sebagai bulan terlarang yaitu Syahrul Haraam yang
sering pula diartikan dengan “Bulan Mulia.” Kemudian pada saat Bumi mulai
melayang lambat dan paling lambat sewaktu berada di titik aphelion yaitu bulan
ketujuh, maka bulan Rajab itu pun dinamakan bulan terlarang karena Bumi ketika
itu paling jauh dari matahari.
Pada tanggal 27 bulan itu dulunya Nabi Muhammad SAW dimi’rajkan Allah AWT
dari Bumi ke Sidratul Muntaha. Setelah itu Bumi mulai melayang cepat karena ditarik
oleh matahari hingga mencapai bulan kesebelas dan lebih cepat pada bulan kedua
belas, yaitu bulan Zulkaidah dan Zulhijah, semakin dekat dengan matahari, lalu
kedua bulan itu juga dinamakan bulan terlarang.
Pada tanggal 29 Zulhijah, Bumi telah menyelesaikan satu orbitnya
345 derajat matahari,yaitu satu tahun Lunar Year. Itulah sebabnya kenapa
Muharram, Rajab, Zulkaidah, dan Zulhijah dinamakan empat bulan terlarang, pada
bulan-bulan itu Bumi sedang mengalami tarikan kuat dari matahari dan juga mengalami
tarikan lemah.
Pada saat Rabi’ul Awwal dan pada saat Ramadhan keduanya tidak dinyatakan
sebagai bulan terlarang, karenanya teranglah Islam tidak mengandung kultus
individu. Alquran tidak memberikan data tentang hari kelahiran Ibrahim dan
Muhammad walaupun yang pertama dinyatakan IMAM bagi manusia dan pendiri Ka’bah,
dan yang keduanya dinyatakan sebagai penyampai Alquran dan Nabi terakhir. Satu
kali orbit Bumi keliling Surya bukan 360 derajat tetapi 345 derajat dilaluinya
selama 354 hari 8 jam 48 menit dan 36 detik.
Dalam satu bulan Qamariah, Bumi bergerak sejauh 28˚ 45’ atau dalam satu hari
sejauh 0 derajat 58’ 28’’,4. Perlu dicatat bahwa Bulan mengelilingi Bumi sejauh
331˚ 15’, selama 29 hari 12 jam 44,04 menit. Dia bergerak dalam satu hari
sejauh 11˚ 12’. Jadi keliling 360˚ - 331˚ 15’ = 28˚ 45’ kalau dikalikan 12
bulan Qamariah maka satu tahun Islam adalah 354 hari 8 jam 48 menit dan 36
detik atau 345 derajat gerak edar Bumi saat mengelilingi matahari. Untuk
mengitari matahari 360 derajat maka Bumi memakai waktu selama 370 hari.
Dalam satu tahun pada abad 20 Masehi dijalani Bumi sejauh 355˚ 12’ selama 365
hari 6 jam. Hal ini dapat dibuktikan dengan terlambatnya bintang-bintang di
angkasa pada waktu tertentu yang sama setiap tahunnya sejauh 4˚ 48’. Jadi
menurut tahun musim atau Solar Year, maka Bumi bergerak keliling Surya sejauh
355˚ 12’ yaitu 4˚ 48’ sebelum mencapai titik lingkaran penuh, hingga 360˚ -
355˚ 12’ = 4˚ 48’ jika dikalikan dengan 75 tahun musim menjadi 360˚ barulah
Bumi berada pada posisi pertama selaku awal tahunnya.
Saat itu bintang-bintang dalam Tata Surya mungkin kembali pada posisi tertentu
pada waktu bersamaan dengan 75 tahun yang lampau, karena Bumi sendiri bukan
berada pada titik perihelion orbit semula. Namun jika dihitung menurut tahun
Hijrah atau Lunar Year, ternyata Bumi memulai orbitnya dari titik perihelion
pada tanggal 1 Muharram, lalu bergerak 345 derajat keliling Surya yaitu 15˚
sebelum mencapai titik lingkaran 360 penuh.
Setelah 24 tahun kemudian, Bumi berada kembali pada posisi semula, yaitu 360˚ -
345˚ sama dengan 15˚ x 24 tahun = 360˚. Saat itu setiap bintang di angkasa
berada kembali pada posisi tertentu bersamaan dengan posisinya pada waktu
tertentu 24 tahun yang lampau, dan Bumi juga berada kembali pada titik perihelion
orbitnya semula.
0 comment:
Posting Komentar