Menurut riwayat yang sering kita dengar dan bisa juga kita baca dari
berbagai sumber, bahwa sebelum Nabi Muhammad SAW lahir ke dunia, iblis
masih bisa mendengar pembicaraan para malaikat di langit ke tujuh.
Informasi yang didapat iblis dari kegiatan "nguping" tersebut kemudian
disampaikannya kepada para peramal. Sehingga para peramal waktu itu bisa
menebak kejadian pada masa yang akan datang dengan lebih akurat.
Namun setelah Nabi Muhammad SAW lahir, area langit ke tujuh telah
terlindungi oleh sinar ultraviolet. Iblis tidak bisa lagi mendekat ke
area itu. Jika iblis tetap ngotot ingin mendekat ke area itu iblis akan
tersambar oleh sinar dengan kekuatan jutaan volt itu. Banyak juga
riwayat yang menyatakan bahwa iblis akan tersambar oleh bola-bola api.
Iblis akan terbakar.
Sejak itu iblis tak berani lagi mendekat melakukan kegiatan "nguping".
Tidak ada lagi informasi yang bisa diberikan kepada para peramal.
Sehingga peramal hanya bisa menbak-tebak tentang masa depan. Seandainya
tebakannya benar, itu hanya karena kebetulan belaka.
Kegiatan menerka-terka itu bisa kita lihat saat ini sering dilakukan
oleh peramal horoskop (ramalan bintang zodiak), pembaca rajah tangan,
dan peramal kartu tarot. Jika mereka benar, itu hanya kebetulan belaka.
Anda dan sayapun bisa melakukannya asal sering berlatih.
Memang, Allah SWT bisa saja memberi tahu tentang hal-hal,
kejadian-kejadian, peristiwa-peristiwa yang akan terjadi pada masa yang
akan datang kepada orang-orang tertentu yang dikehendaki-Nya.
Pemberitahuan itu bisa melalui mimpi (wangsit), gejala alam, dan tingkah
laku hewan. Manusia pun bisa mengetahui peristiwa-peristiwa yang akan
terjadi pada masa yang akan datang melalui kajian scientical. Misalnya,
jika banyak hutan yang ditebang maka kemungkinan besar akan menimbulkan
banjir pada masa yang akan datang. Jika tidak menjaga kesehatan maka
kemungkinan besar akan menderita sakit. Karena, peristiwa-peristiwa itu
masih memiliki hubungan sebab-akibat. Rajin belajar-pintar, rajin
bekerja-sukses, hemat-kaya, rajin berlatih-ahli.
Namun, bisakah manusia meramal tentang jodoh, rezeki, kematian, nikmat kubur, siksa kubur, kiamat, surga, dan neraka?
Nampaknya hal ini tetap menjadi rahasia illahi. Tak banyak orang yang
tahu. Tapi bukan tak ada yang tahu. Seperti yang penulis katakan tadi,
Allah SWT kuasa untuk memberitahu orang-orang tertentu yang
dikehendaki-Nya.
Pada saat ini, kemampuan orang yang bisa melihat peristiwa masa depan
atau sesuatu yang belum terjadi sering disebut dengan istilah
Extrasensory Perception (ESP). Banyak orang yang mempercayainya tapi
banyak pula yang menyangkalnya, menganggapnya hanya sebagai hiburan
semata.
Tapi penelitian psikologi dalam skala besar menemukan hasil bahwa orang
yang bisa melihat masa depan (extrasensory perception/ESP) adalah nyata.
ESP adalah indra khusus diluar penglihatan, pendengaran, sentuhan,
penciuman dan rasa. Tidak seperti indra biasa lainnya, ESP memiliki
jangkauan yang hampir tidak terbatas dan terutama dialami oleh pikiran
dibanding sensasi tubuh.
Hasil ini berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Profesor Cornell.
Studi ini dilakukan lebih dari satu dekade dengan melibatkan lebih dari
1.000 mahasiswa. Partisipan diminta untuk menebak gambar di balik tirai
yang menyembunyikan suatu foto.
Istilah ESP ini diciptakan pada tahun 1934 oleh profesor JB Rhine dari
Duke University, ia merupakan ilmuwan pertama yang melakukan penelitian
mengenai paranormal di laboratorium universitas.
Para ahli memiliki teori, mendefinisikan ESP adalah energi yang bergerak
dari satu titik ke titik lainnya. Biasanya energi ini berbentuk
gelombang elektromagnetik seperti cahaya, radio dan energi X-ray.
Seperti dilansir Howstuffworks, kemampuan ESP ini merupakan gabungan
dari berbagai kemampuan yang berkenaan dengan indra atau fenomena
lainnya.
Namun, semua studi itu belumlah memberikan hasil yang valid. Lagi-lagi
seperti yang yang penulis katakan pada awal tadi hanyalah sebuah
kebenaran yang kebetulan, kejadian scientical yang saling relevan dengan
hubungan sebab-akibat. Jika begini maka pasti akan begitu. Peristiwa
yang akan terjadi bisa ditebak dengan mengkaji latar belakang,
pengalaman, fenomena alam, dan tingkah laku hewan. Photo yang ditebak
oleh partisipan dibalik tirai hanyalah rekaman pengalaman-pengalaman
partisipan pada masa lalu.
Jika si partisipan belum pernah melihat seekor komodo, bahkan dia pun
tak bisa membayangkan di dalam kepalanya tentang seekor komodo? Apakah
dia akan menebak photo yang ada di balik tirai itu adalah photo seekor
komodo? Padahal photo yang ada di balik tirai itu memang photo seekor
komodo.
Bisa ditebak bahwa jawaban si partisipan kemungkinan besar, hampir 100%,
tidak akan menjawab photo komodo. Karena dia tidak memiliki pengalaman
melihat seekor komodo. Bahkan, untuk membayangkannya pun dia tak mampu.
Oleh karena itulah kajian-kajian yang dilakukan oleh ilmuwan tentang
ramalan masa depan selalu saja terbentur pada pengujian yang tidak
empiris. Persis seperti apa yang dikatakan Allah SWT bahwa maut, rezeki,
dan jodoh itu tetaplah menjadi rahasia Allah SWT. Manusia bisa membuat
kajian namun kenyataan yang pasti tetaplah Dia yang menentukan.
Wallahu'alam bissawab.
0 comment:
Posting Komentar