Tak hanya bangunan yang
dibangun pada zaman modern, situs-situs sejarah yang didirikan
berabad-abad hingga ribuan tahun lalu pun ternyata dirancang dengan
prinsip matematika yang rumit. Mulai dari Piramida Agung Giza di Mesir
hingga Chichen Itza yang dibangun oleh peradaban bangsa Maya, semuanya
dibuat dengan perhitungan matematika yang cukup maju pada masanya.
1.Piramida Agung Giza, Mesir
Situs peninggalan zaman Mesir kuno ini memang menyimpan berbagai fakta
menakjubkan. Selain termasuk piramida tertua di dunia, piramida ini
juga struktur tertinggi yang pernah dibuat manusia selama 3.800 tahun.
Pantas saja kalau situs tersebut menjadi bagian dari Tujuh Keajaiban Dunia.
Ternyata bangunan
berbentuk prisma segitiga raksasa ini juga menyimpan fakta matematis
yang cukup unik dibalik arsitekturnya. Jika diukur dalam satuan panjang
cubit (ukuran panjang pertama yang digunakan manusia), garis keliling
Piramida Agung Giza adalah 365,24, sama dengan jumlah hari dalam
setahun.
Selain itu jika garis
keliling piramida dibagi dua, maka Anda akan mendapatkan angka 3,1416,
sama dengan angka Pi. Tak hanya itu, ruangan untuk Firaun yang berada di
dalam piramida tampaknya juga dirancang menggunakan dalil Phytagoras.
2.Parthenon, Yunani
Parthenon adalah kuil
yang didedikasikan untuk dewi kebijaksanaan Athena. Kuil ini dibangun
pada abad 5 SM di kota kuno Akropolis. Bangunan ini adalah salah satu
peninggalan bersejarah zaman Yunani kuno yang memiliki konsep arsitektur
menakjubkan pada masanya.
Elemen-elemen arsitektur
di Kuil Parthenon dibangun sesuai dengan konsep rasio emas. Menurut
Wikipedia, dua nilai dianggap berada dalam hubungan rasio emas jika
perbandingan antara jumlah kedua nilai itu (a+b) terhadap nilai yang
paling besar (a) sama dengan rasio antara nilai besar (a) terhadap nilai
kecil (b).
Perbandingan seperti ini
menghasilkan nilai akhir Fi (1,6180). Dalam seni arsitektur, struktur
yang dibuat dengan prinsip rasio emas memiliki proporsi yang sangat
ideal dari segi estetika. Karena itulah rasio emas juga sering disebut
divine proportion atau proporsi ilahiah.
Simbol Fi sendiri
diciptakan berdasar nama Phidias, pematung yang menjadi arsitek utama
Parthenon. Phidias menggunakan rasio emas dalam bentuk proporsi persegi
panjang emas untuk rancangan eksterior, lantai, dan patung-patung yang
menghiasi kuil. Patung Athena Parthenos dan patung Zeus merupakan dua di
antara karya seni rumit pahatan Phidias yang dirancang dengan rasio
emas.
3.Chichen Itza, Meksiko
Chichen Itza merupakan
situs sejarah yang dulunya merupakan pusat peradaban Bangsa Maya. Bangsa
Maya dikenal maju dalam ilmu pengetahuan. Bangsa ini sudah mengenal
ilmu astronomi dan matematika. Salah satu buktinya penggunaan angka 0
dalam sistem perhitungan mereka.
Selain itu jika diteliti
lagi bangunan-bangunan yang didirikan oleh Bangsa Maya menampilkan
perpaduan sempurna antara konsep matematika dan astronomi. Posisi El
Castillo, situs pemujaan untuk dewa ular Kukulkan yang berada di dalam
Chichen Itza diposisikan sedemikian rupa hingga sejajar dengan sistem
astrologi.
Sebanyak 52 panel di
setiap sisi piramida berundak Chichen Itza melambangkan jumlah tahun
dalam siklus Maya, tangganya terbagi menjadi 18 bulan, sesuai dengan
jumlah bulan dalam kalender Maya. Sementara itu 365 anak tangga di El
Castillo mewakili jumlah hari dalam kalender matahari Maya.
4.Katedral Sagrada Familia, Spanyol
Basilika Sagrada Familia
yang berdiri di Kota Barcelona, Spanyol adalah gereja katedral yang
penting bagi pemeluk Katolik. Menurut Wikipedia pada tahun 2010 Paus
Benediktus XVI menyatakan gereja ini sebagai basilika minor, bagian dari
katedral yang menjadi pusat kedudukan uskup.
Gereja megah ini
dibangun oleh arsitek asal Catalania, Antoni Gaudi (1852-1926). Gereja
ini tak pernah rampung dibangun oleh Gaudi, tetapi kemegahan
arsitekturnya yang menakjubkan dan serba rumit menjadikan gereja ini
masuk dalam Daftar Warisan Dunia UNESCO.
Menurut para ahli yang
mengamati Sagrada Familia, bangunan gereja ini merupakan perwujudan dari
keajaiban matematika. Bangunan ini dibuat dengan struktur hiperbolik
paraboloid, struktur arsitektur yang menggunakan prinsip geometri
hiperbolik. Kubah dan jendela di gereja Segrada Familia dibuat oleh
Gaudi menggunakan prinsip ini.
5.Alhambra, Spanyol
Bangunan yang dirancang
dengan perhitungan matematis rumit berikut juga terletak di Spanyol,
yaitu Alhambra. Jika Sagrada Familia adalah situs penting bagi umat
Katolik, maka Alhambra adalah peninggalan bersejarah penting yang
menandai kejayaan Islam di daerah Andalusia pada masa lalu.
Alhambra sejatinya
merupakan kompleks istana dan benteng yang dibangun pada tahun 889.
Awalnya situs di Granada, Andalusia ini hendak dijadikan benteng
pertahanan. Tetapi pembangunannya terhenti dan benteng Alhambra
dibiarkan terbengkalai selama sekian tahun.
Baru ketika Raja
Muhammad bin Al-Ahmar menguasai daerah Granada pada pertengahan abad 11,
pembangunan Alhambra dilanjutkan. Kediaman sang raja pun didirikan di
dalam kompleks benteng tersebut. Keramik
yang menghiasi permukaan bangunan Alhambra ternyata menampilkan pola
geometri yang membutuhkan perhitungan matematis rinci. Panel-panel
keramik di sana memuat pola simetri crystallographic.
Gambar seperti ini
merupakan klasifikasi matematika dari pola dua dimensi berulang yang
dibuat secara simetris. Pola crystallographic sering muncul dalam seni
dekoratif dan arsitektur, terutama arsitektur bangunan peninggalan
kebudayaan Islam.
Dalam dunia matematika
dikenal 17 jenis pola crystallographic. Yang menjadikan Alhambra
istimewa jika dilihat dari sisi matematika adalah banyaknya pola
crystallographic yang bisa ditemukan di bangunan ini. Jika di bangunan
dengan gaya arsitektur Islam lainnya ada 3 sampai 5 jenis pola
crystallographic saja, maka di Alhambra Anda bisa menemukan belasan pola
crystallographic yang berbeda.
0 comment:
Posting Komentar